Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sesakit Inikah Menjadi Dewasa?

Sesakit Inikah Menjadi Dewasa?
Images: Stocksnap 
Dulu saya pikir menjadi dewasa itu enak, bisa mandiri dan melakukan berbagai macam pekerjaan sendiri. Bahkan, untuk mengambil keputusan kita bisa mantap dengan segala resiko yang akan sanggup ditanggung tanpa harus melibatkan banyak pihak didalamnya. 

Dengan segala anggapan itu rasanya menjadi dewasa adalah hal yang menyenangkan. Dan sekarang, ketika aku sudah benar-benar dewasa semua angan-angan yang dulu aku kira indah sama sekali tidak aku rasakan, ternyata menjadi dewasa tidak seenak itu. Banyak tanggung jawab,belum lagi masalah yang datang seolah tiada henti. 

Aku baru sadar, bahwa masa kecil adalah kesempatan emas untuk menikmati masa bermain, santai dan menikmati pikiran yang belum dibebani oleh berbagai macam persoalan hidup yang cukup menguras air mata dan tenaga. 

Dulu sibuk bermain sampai lupa makan, sekarang cari makan sampai lupa bagaimana caranya bahagia sambil bermain. Ya, pada akhirnya kita akan disadarkan oleh waktu, bahwa setiap detik dalam hidup ini harus dinikmati. 

Menjadi dewasa itu sangat melelahkan, banyak tanggung jawab dan banyak luka yang harus diterima, belum lagi dengan desakan sekaligus tekanan yang datang dari berbagai sudut. Mulai dari pekerjaan, pertemanan, keluarga dan asmara. Rasanya capek, pengen nyerah dan pengen nangis aja gitu.

Namun, kalau dicerna lebih dalam lagi pada dasarnya semua kesakitan yang selama ini dialami bikin mental kita lebih kuat, lebih terlatih untuk menjalani hidup yang gak mudah ini. Kalau gak diuji sekarang, kapanlagi? bukankah tantangan hidup semakin hari semakin berat. Anggap saja Tuhan sedang mengetes seberapa tangguh kamu untuk menjalani hidup yang lebih baik. 

Percayalah, dewasa itu bikin kita kuat, meski prosesnya bikin kita mau mati.

Post a Comment for "Sesakit Inikah Menjadi Dewasa?"