Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nafas terakhir untuk keluarga

     
Setiap orang bisa di pastikan memiliki impian atau harapan cita cita untuk di perjuangkan 
dalam hidup nya. Masalah terwujut atau tidak nya itu biar tuhan yang memutuskan, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. 

Dalam menggapai impian tentu membutuhkan usaha dan perjuangan
tingkat keras, dan juga harus memiliki jiwa pantang mundur. sebab tidak ada sukses yang serba instan, kadang kala kita juga harus membayar dengan keringat dan air mata. 

Pahit getir nya perjuangan juga di rasakan oleh seorang pemuda yang hidup di desa terpencil. Dia bernama abie, dia hidup di kalangan keluarga yang jauh dari kata sempurna. Orang tuanya hanya jadi buruh tani dengan hasil tidak seberapa, sekolah hanya sampai tingkat SMA sebenar nya sejak SD abie ingin menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Tapi abie sadar akan keadaan keluarga nya yang tak mungkin sanggup membawa abie duduk di bangku kuliah. Setelah lulus SMA abie menjalani hari hari nya membantu orang tua nya bekerja.

Abie sempat bercita cita jadi dokter, meski sebagian orang meremehkan cita cita nya yang terlalu tinggi, tapi hinaan tak memadamkan semangat abie meraih cita citanya. Menurut abie tuhan yang memutuskan bukan mereka, yang penting kita berusaha. dan ia juga ingin membuktikan bahwa pemuda miskin berhak untuk sukses. 

Namun dalam liku perjalanan menggapai impiannya Abie terjebak ke dalam keadaan yang serba sulit, masalah datang tumpang tindih waktu itu ayah Abie pak fikri yang dari dulu jadi tulang punggung terserang darah tinggi, sehingga menyebabkan sebagian kaki nya lumpuh sehingga tak bisa bekerja.

Abie hadapi semua itu dengan senyuman getir, dirinya sadar Tuhan telah memikulkan tanggung jawab yang begitu besar untuk menafkahi keluarga menggantikan posisi sang ayah, karna ia termasuk anak sulung. Sore itu sehabis pulang dari sawah abie menuju kamar adik-adiknya yang masih kecil, abie menatap wajah mereka dengan hati iba. Abie baru sadar adik nya butuh biaya untuk tetap sekolah, ia hanya bisa menarik nafas panjang.

Abie bergegas pergi sambil menatap pekatnya malam, timbul fikiran di benak nya, sambil bergumam lirih ''tidak mungkin ia dapat menggapai cita citanya.'' bagi Abie masa depan keluarganya jauh lebih penting dari masa depan diri nya sendiri. Apalagi kalo dia teringat akan penyakit yang telah lama bersarang dalam tubuh ayahnya. Dia sengaja menyambunyikan penyakit sendiri karna takut menambah beban fikiran ibu nya. 

Waktu terus bergulir sehingga pada suatu sore sepulang kerja Abie merasa sesak nafas yang teramat sangat, abie tau bahwa ini efek penyakit nya. dan Abie juga sadar mungkin hidup nya tidak lama lagi karna penyakitnya tidak dapat penangan akibat terbatas nya biaya. tapi bukan itu yang di takuti oleh abie bagi nya mati bukan apa apa, justru yang ia takutkan bagai mana nasib keluarganya kalo ia tidak ada. ibunda abie merasakan ada yang aneh dengan anaknya iapun menegur. 

Ibu: Nak sudah beberapa hari ini kamu nampak pucat apa kamu sakit?
(Abie sempat kaget setelah sadar ibunya mulai mengetahui perubahan akan dirinya, ia segera menjawab)
Abie: eh tidak saya mungkin kecapean bu. (Abie pun bergegas pergi menuju kamar nya.)

dia memutuskan untuk tidak tidur malam ini sambil menatap langit langit kamar nya, abie membayangkan sudah terlalu banyak penderitaan hidup yang ia alami. Sampai memasuki waktu sepertiga malam abie menarik nafas panjang sambil melangkah mengambil air wudhu dan melakukan solat tahajut. Setelah sujut terakhir, dia menengadahkan tangan keatas dan berdoa, butiran kristal jatuh dengan santai mengiri lantunan kata yang di panjatkan. Abie meluapkan segala keluh kesahnya selama ini. 

Malam itu juga dia menitipkan keluarga nya pada ilahi, dia juga mohon agar ayah nya sembuh kembali untuk mempertahan kan keluarga nya. Abie semakin tenggelam dalam doa nya. Hingga pada pagi itu juga dirumah yang munggil itu dapat keajaiban, ayah abie sembuh sama sekali.  

Ibu abie bergegas memberitahu kabar gembira itu pada abie, akan tetapi suasana indah itu di pecahkan oleh jeritan histeris wanita yang kaget melihat tubuh abie sudah dingin membeku dalam keadaan sujud.  

Rupanya Tuhan menukar kesembuhan ayahnya dengan nyawa abie. Abie menghembuskan nafas terakhir nya setelah lega menitipkan keluarganya pada Tuhan. ya abie meninggal karena penyakitnya semakin parah.

Tamatlah sudah perjuangan anak muda yang rela menghentikan cita cita sendiri demi masa depan keluarganya.